Minggu, 19 Oktober 2014

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI

Harga Pokok Produksi  Dalam perusahaan dagang di kenal dengan istilah Harga Pokok Penjualan (HPP) sedangkan dalam perusahaan manufaktur di kenal dengan Harga Pokok Produksi. Cara menyusun Harga pokok Produksi perusahaan manufaktur, sedikit ada perbedaan.
Dalam perusahaan dagang, yang ada hanya pembelian barang yang langsung di jual kembali dengan mengambil selisih harga sebagai pendapatan. Berbeda dengan perusahaan manufaktur (Produksi) adalah dengan mengolah bahan baku menjadi bahan jadi yang siap di jual.
Makanya dalam perusahaan manufaktur terdapat banyak akun persediaan. Beberapa akun persediaan dari Perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :
  1. Persediaan Bahan Baku
  2. Persediaan Barang Dalam Proses
  3. Persediaan Bahan Jadi
  4. Persediaan Bahan Pembantu
Akun-akun persediaan tersebut di atas adalah yang mempengaruhi laporan HPP dari perusahaan manufaktur di tambahkan dengan Biaya Produksi. Untuk melihat gambaran lebih jelas bisa melihat pada format Harga Pokok Produksi (HPP) Perusahaan Manufaktur Berikut :
CV. Akuntansi ID Konveksi
Laporan Harga Pokok Produksi
Per 31 Desember 2012
NoKeterangan
PEMBELIAN DAN BIAYA
iBAHAN BAKU
Persediaan Awal Rp.    xxx.xxx
Pembelian Bahan Baku Rp.    xxx.xxx
Return Pembelian Rp.    xxx.xxx +
Total Bahan Baku Rp.    xxx.xxx
Persediaan Akhir Rp.    xxx.xxx -
Bahan Baku terpakai Rp.    xxx.xxx
iiBAHAN PEMBANTU
Persediaan Awal Rp.    xxx.xxx
Pembelian Bahan Pembantu Rp.    xxx.xxx +
Total Bahan Pembantu Rp.    xxx.xxx
Persediaan Bahan Baku Ahir Rp.    xxx.xxx -
Bahan Baku Terpakai Rp.    xxx.xxx
iiiTENAGA KERJA
Gaji Karyawan Rp.    xxx.xxx
Tunjangan Rp.    xxx.xxx
Bonus Rp.    xxx.xxx +
Total Biaya Tenaga Kerja Rp.    xxx.xxx
ivBIAYA PRODUKSI PABRIK
Biaya ……….. Rp.    xxx.xxx
Biaya ……….. Rp.    xxx.xxx
Biaya ……….. Rp.    xxx.xxx
Biaya ……….. Rp.    xxx.xxx
Total Biaya Produksi Rp.    xxx.xxx
JUMLAH BIAYA PRODUKSI ( I + ii + iii + iv )
 Rp.    xxx.xxx
vBARANG DALAM PROSES
Barang Dalam Proses Awal Rp.    xxx.xxx
Jumlah Biaya Produksi Rp.    xxx.xxx +
 Rp.    xxx.xxx
Barang Dalam Proses Akhir Rp.    xxx.xxx -
Barang Jadi Setelah Proses
 Rp.    xxx.xxx
viBARANG JADI
Persediaan Barang Jadi Awal Rp.    xxx.xxx
Barang Jadi Setelah Proses Rp.    xxx.xxx +
Total Persediaan Barang Jadi Rp.    xxx.xxx
Persediaan Barang Jadi Akhir Rp.    xxx.xxx -
Harga Pokok Produksi (HPP) Rp.    xxx.xxx
Dengan melihat format tersebut maka kita sudah bisa melihat bagaimana sebuah proses perhitungan untuk HPP perusahaan manufaktur yang berbeda dengan perusahaan dagang.
Untuk melihat penggunaan formai ini bisa dilihat pada gambar berikut :
Contoh Harga Pokok Produksi (HPP) Perusahaan Manufaktur
Harga Pokok Produksi (HPP) Perusahaan Manufaktur

BUKU BESAR

Buku besar / Ledger adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk meringkas transaksi yang telah dicatat dalam jurnal. Buku besar juga dapat diartikan tahapan catatan terakhir dalam akuntansi book of final entry yang menampung ringkasan data yang sudah dikelompokan atau diklasifikasikanyang berasal dari jurnal.
Akun buku besar kadang-kadang tidak mencerminkan data secara rinci, seperti rekening Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang. Untuk mengetahui Utang, Piutang dan Persediaan Barang Dagang secara rinci, diperlukan rekening-rekening lain yang dikelompokkan dalam suatu buku atau kumpulan kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu (subsidiary ledger). Dengan demikian ada buku besar pembantu utang, buku besar pembantu piutang dan buku besar pembantu barang dagang.


Bentuk Buku Besar


Bentuk Buku Besar yang biasa digunakan adalah : 
1. Bentuk T (T account) Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya berbentuk seperti huruf T besar. Sebelah kiri menunjukan sisi Debet dan sebelah kanan menunjukan sisi Kredit. Nama akun diletakan di kiri atas dan kode akun diletakan di kanan atas. Contoh buku besar bentuk T :
Nama Akun : Kas                                                                                      Kode : 101


2.Bentuk Skontro; Buku besar bentuk skontro biasa disebut bentuk dua kolom. Skontro artinyasebelah menyebelah(dibagi dua) yaitu sebelah debet dan sebelah kredit. Contoh buku besar skontro : 
Nama Akun : Utang Usaha                                                                                    Kode : 201

Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Tanggal
Keterangan
Ref
Kredit











3. Bentuk  staffle (berkolom saldo tunggal)
Bentuk ini digunakan jika diperlukan penjelasan dari transaksi yang realtif banyak. contohnya dibawah ini :



4. Bentuk Staffle berkolom saldo rangkap
Bentuk ini hamper sama dengan bentuk kolom saldo tunggal. Hanya perbedaannya kolom saldo dibagi dua kolom yaitu kolom debet dan kolom kredit, contohnya di bawah ini :



Keterangan:
1.        Diisi tanggal transaksi secara kronologis
2.        Diisi penjelasan transaksi
3.        Diisi sumber posting dan halaman jurnal
4.        Diisi jumlah uang yang didebet
5.        Diisi jumlah uang yang dikredit
6.        Dan 7 Diisi saldo uang yang didebet ataupun dikredit

Posting ke buku besar

Pencatatan ke  dalam Buku Besar (Posting)
Pencatatan saldo awal dari data neraca awal (jika perusahaan sudah berdiri sebelum periode bersangkutan). Rekening yang ada di sisi debet neraca dicatat sebagai saldo debet dan rekening yang di sisi kredit neraca dicatat sebagai saldo kredit. Pencatatan tanggal terjadinya transaksi yang diambilkan dari tanggal transaksi pada jurnal, ke kolom tanggal rekening buku besar yang bersangkutan.
Pencatatan keterangan yang diambilkan dari keterangan/uraian dari jurnal ke kolom keterangan pada rekening buku besar yang bersangkutan.
Pencatatan jumlah debet dalam jurnal ke kolom debet rekening yang bersangkutan, dan mencatat jumlah kredit dalam jurnal ke kolom kredit rekening yang bersangkutan.
Pencatatan nomor halaman jurnal ke kolom referensi (Ref) rekening buku besar yang bersangkutan
Jika rekening dalam jurnal sudah dibukukan ke dalam rekening buku besar, di kolom referensi jurnal dicatat nomor kode rekening yang bersangkutan.
Jika digunakan rekening yang berbentuk tiga kolom atau empat kolom, carilah saldonya dengan cara membandingkan antara jumlah saldo dengan pencatatan transaksi tersebut. Pencatatan debet akan menambah saldo debet atau mengurangi saldo kredit, sedangkan pencatatan kredit akan mengurangi saldo debet atau menambah saldo kredit.
Sebagai contoh pada tanggal 1 Juli 2006 cleaning service Khrisna menerima uang tunai sebesar Rp 30.000.000,00 sebagai setoran investasi Khrisna dalam perusahaannya.
Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut :



Teknik Pengkodean Buku Besar

Pengkodean kolom Reff dalam Buku Besar diambilkan dari Buku Jurnal pada saat transaksi dipindahkan ke Buku Besar, atau dengan kata lain bahwa pemberian kode di buku besar dilakukan saat posting dilakukan. Misalnya dalam kolom referensi (Ref) Buku Jurnal ditulis nomor 111 dan 311. Artinya data yang bersangkutan sudah dipindahkan ke dalam buku besar akun nomor 111 dan 311. Dalam buku besar akun yang di debit (Kas) dalam kolom referens ditulis JU-1 artinya data yang bersangkutan diposting dari Jurnal Umum halaman. Demikian pula untuk akun yang di kredit.


JURNAL UMUM

Jurnal umum


Jurnal (dalam bahasa Inggris Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.

Fungsi Jurnal

Fungsi jurnal meliputi :
  • Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
  • Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
  • Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.
  • Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
  • Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

Bentuk Jurnal Umum

Bentuk jurnal umum adalah : Jurnal Umum
Halaman : (1)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
12345
Keterangan :
  • 1) Diisi dengan nomor halaman jurnal secara berurutan.
  • 2) Diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya transaksi.
  • 3) Diisi nomor surat bukti transaksi.
  • 4) Diisi dengan nama akun yang di debet ditulis terlebih dahulu, baris bawahnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok ke sebelah kanan. Selanjutnya baris bawahnya ditulis penjelasan ringkas transaksi yang bersangkutan.
  • 5) Diisi nomor kode akun, tetapi ingat nomor kode akun ini diisi hanya jika akan diposting ke buku besar.
  • (6) Dan (7) diisi dengan jumlah rupiah dari akun yang di debet maupun yang di kredit.
Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit. Pengertian Debet dalam Akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri dan Kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme Debet dan Kredit terlihat dalam tabel sebagai berikut :
 BertambahBerkurang
HartaDebetKredit
UtangKreditDebet
ModalKreditDebet
PendapatanKreditDebet
BebanDebetKredit

Contoh Transaksi[sunting | sunting sumber]

Berikut ini contoh pencatatan dalam jurnal umum untuk transaksi yang terjadi selama bulan Mei tahun 2006 di perusahaan MAMAT TAILOR
1 Mei: Tn. MAMAT menyetor uang pribadi ke dalam perusahaan “MAMAT TAILOR” sebagai modal awal usaha jahit sebesar Rp 4.000.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 4.000.000,- (Debet)
  • Modal Tn. Ali Bertambah Rp 4.000.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
1 MeiKas4000000 
Modal 4000000
2 Mei: Disewa sebuah ruko untuk usaha jahit dengan membayar Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Sewa Dibayar Dimuka bertambah Rp 1.200.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 1.200.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
2 MeiSewa Dibayar Di Muka1200000 
Kas 1200000
4 Mei: Dibeli tunai perlengkapan jahit dari Toko Jaya dengan harga Rp 800.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Perlengkapan Jahit bertambah Rp 800.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
4 MeiPerlengkapan jahit800000 
Kas 800000
10 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian langganan seharga Rp 300.000 dan langsung diterima pembayarannya. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 300.000,- (Debet)
  • Pendapatan perusahaan bertambah Rp 300.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
10 MeiKas300000 
Pendapatan perusahaan 300000
12 Mei: Dibeli peralatan jahit dari Toko Sekawan seharga Rp 1.500.000,- baru dibayar Rp500.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Peralatan Jahit bertambah Rp 1.500.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 500.000,- (Kredit)
  • Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) bertambah Rp 1.000.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
12 MeiPeralatan jahit1500000 
Kas 500000
Utang perusahaan 1000000
18 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian Tn. Ahmad seharga Rp 1.700.000 sudah dikirimkan tagihannya. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Piutang Usaha bertambah Rp 1.700.000,- (Debet)
  • Pendapatan perusahaan bertambah Rp 1.700.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
18 MeiPiutang usaha1700000 
Pendapatan jahit 1700000
19 Mei: Dibayar ke Toko Sekawan Rp 800.000,- atas pembelian peralatan jahit tanggal 12 Mei. Analisis transaksi :
  • Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) berkurang Rp 800.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
19 MeiUtang perusahaan800000 
Kas 800000
20 Mei: Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu kerja Rp 200.000,-
  • Beban Gaji bertambah Rp 200.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 200.000,- (Kredit)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
19 MeiBeban Gaji200000 
Kas 200000
21 Mei: Diterima pinjaman dari BCA Rp 2.000.000,- dikenakan biaya administrasi Rp250.000.
  • Kas bertambah Rp 1750000,-
  • Beban administrasi bertambah Rp 250000,-
  • Utang bank bertambah Rp 2000000,-
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
21 MeiKas1750000 
Beban administrasi250000 
Utang bank 2000000
22 Mei: Tn. Ali mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 400.000,-
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 400.000,- (Kredit)
  • Pengambilan pemilik (Prive) bertambah Rp 400.000,- (Debet)
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
22 MeiPrive400000 
Kas 400000
Jurnal umum secara utuh 31 Desember:
ALI TAILORJurnal UmumPer 31 Mei 2006
TanggalNama AkunReferensiDebetKredit
1 MeiKas4000000 
Modal 4000000
2 MeiSewa Dibayar Di Muka1200000 
Kas 12000000
4 MeiPerlengkapan jahit800000 
Kas 800000
10 MeiKas300000 
Pendapatan perusahaan 300000
12 MeiPeralatan jahit1500000 
Kas 500000
Utang usaha 1000000
18 MeiPiutang usaha1700000 
Pendapatan jahit 1700000
19 MeiUtang usaha800000 
Kas 800000
21 MeiKas1750000 
Beban administrasi250000 
Utang bank 2000000
22 MeiPrive400000 
Kas 400000
Total1270000012700000